Jumat, 31 Oktober 2008

PRINSIP-PRINSIP DASAR DESAIN

Setiap unsur-unsur visual harus dikenali secara cermat sehingga dapat berperan optimal saat satu sama lain dipadukan/dirancang. Tidak ada metode perancangan desain yang paling shahih. Setiap perancang dapat mengembangkan metodenya masing-masing sesuai dengan pola kebiasaan, alat yang digunakan, lingkungan tempat kerja, dsb. Sekalipun begitu terdapat beberapa prinsip perancangan yang dapat dijadikan pedoman untuk menghasilkan mutu perancangan yang berhasil guna.

1. Unity (Kesatuan)

Sebuah media komunikasi visual terdiri dari elemen-elemen seperti headline, body text, illustrasi, warna, garis, dll. Semua elemen ini harus dirancang sedemikian rupa sehingga memberikan keseluruhan efek yang menyatu dan terpadu

2. Variety (Keragaman)

Meskipun demikian, dalam sebuah rancangan media komunikasi visual, keragaman atau variasi sangat dibutuhkan untuk menghindari kesan monoton

3. Contrast (Kontras)

Contrast adalah upaya untuk membuat penonjolan sebuah unsur (atau kelompok unsur) melalui berbagai cara: kontras nada, kontras arah, kontras ukuran, kontras bentuk. Putuskan unsur mana yang akan ditonjolkan. Bila anda memberi seluruh unsur penonjolan yang sama, media anda akan berakhir tanpa penonjolan sama sekali

4. Harmony (Keselarasan)

Seluruh unsur tata letak harus saling bekerjasama dan tidak saling bertentangan satu sama lain. Bentuk, huruf, nada dan tekstur harus ditaata secara harmonis sehingga secara keseluruhan enak dipandang

5. Proportion (Kesepadanan/Sebanding)

Semua unsur harus sepadan. Tinggi dan lebar huruf, point huruf dengan lebar naskah, gambar dengan naskah

6. Rhythm (Irama)

Media cetak adalah media statis, namun mata pembaca sesungguhnya dapat dibimbing dan diarahkan sehingga mencapai seluruh bagian rancangan.

Setiap unsur disusun agar dapat membantu mata bergerak dalam suatu gerakan yang terstruktur. Tempatkan unsur-unsur secara terencana sehingga mata mulai bergerak dari tempat yang anda inginkan hingga ke seluruh bagian.

Gerakan mata sebaiknya diarahkan agar mengalir dengan irama yang nyaman.

Pola Z dan S adalah susunan yang umum dipergunakan

7. Balance (Keseimbangan)

Dengan keseimbangan kita mengendalikan ukuran nada, berat dan posisi unsur-unsur dalam sebuah rancangan. Unsur-unsur yang tertata seimbang terlihat aman dan nyaman oleh mata, Cara menguji keseimbangan dengan cara menguji hubungan bagian kiri dan kanan. Pada dasarnya, terdapat dua bentuk keseimbangan yaitu formal dan informal.

Keseimbangan formal.

Rancangan yang seimbang formal mempunyai unsur-unsur berat, ukuran, bentuk yang sama pada sisi kanan dan sisi kiri dalam suatu garis vertikal imajiner yang di gambarkan di pusat rancangan. Rancangan yang simetris memberikan kesan stabilitas dan konservatisme, tetapi pada suatu saat terlihat tidak imajinatif

Keseimbangan informal

Dalam keseimbangan informal obyek ditempatkan secara acak dalam halaman tetapi secara keseluruhan tampak seimbang. Bentuk penyusunan ini memerlukan pemikiran ketimbang keseimbangan formal bisimetris sederhana, tetapi efeknya dapat imajinatif dan dinamis

Empat Pokok Prinsip Tipografi


Ada empat prinsip pokok tipografi yang sangat mempengaruhi keberhasilan

suatu desain tipografi yaitu legibility, clarity, visibility, dan readibility.

Legibility adalah kualitas pada huruf yang membuat huruf tersebut dapat terbaca.

Dalam suatu karya desain, dapat terjadi cropping, overlapping, dan lain sebagainya, yang

dapat menyebabkan berkurangnya legibilitas daripada suatu huruf. Untuk menghindari hal ini, maka seorang desainer harus mengenal dan mengerti karakter daripada bentuk suatu

huruf dengan baik. Selain itu, penggunaan huruf yang mempunyai karakter yang sama

dalam suatu kata dapat juga menyebabkan kata tersebut tidak terbaca dengan tepat, seperti

contoh di bawah ini.


fail Diambil dari Typographic Design: Form and Communication

tail Huruf 'f', 't', 'j', mempunyai karakteristik yang sama sehingga ada

jail kemungkinan terbaca dengan kurang tepat

Diambil dari Typographic Form: Form and Communication


Apabila menggunakan copping, bagian atas daripada huruf lebih dapat terbaca

daripada bagian atasnya.

Readibility adalah penggunaan huruf dengan memperhatikan hubungannya dengan

huruf yang lain sehingga terlihat jelas. Dalam menggabungkan huruf dan huruf baik untuk

membentuk suatu kata, kalimat atau tidak harus memperhatikan hubungan antara huruf

yang satu dengan yang lain. Khususnya spasi antar huruf. Jarak antar huruf tersebut tidak

dapat diukur secara matematika, tetapi harus dilihat dan dirasakan. Ketidak tepatan

menggunakan spasi dapat mengurangi kemudahan membaca suatu keterangan yang

membuat informasi yang disampaikan pada suatu desain komunikasi visual terkesan kurang

jelas. Huruf-huruf yang digunakan mungkin sudah cukup legible, tetapi apabila pembaca

merasa cepat capai dan kurang dapat membaca teks tersebut dengan lancar, maka teks

tersebut dapat dikatakan tidak readible. Pada papan iklan, penggunaan spasi yang kurang

tepat sehingga mengurangi kemudahan pengamat dalam membaca informasi dapat

mengakibatkan pesan yang disampaikan tidak seluruhnya ditangkap oleh pengamat.

Apabila hal ini terjadi, maka dapat dikatakan bahwa karya desain komunikasi visual

tersebut gagal karena kurang komunikatif. Kerapatan dan kerenggangan teks dalam suatu

desain juga dapat mempengaruhi keseimbangan desain. Teks yang spasinya sangat rapat

akan terasa menguasai bidang void dalam suatu bentuk, sedangkan teks yang berjarak

sangat jauh akan terasa lebih seperti tekstur.

Prinsip yang ketiga adalah Visibility. Yang dimaksud dengan visibility adalah

kemampuan suatu huruf, kata, atau kalimat dalam suatu karya desain komunikasi visual

dapat terbaca dalam jarak baca tertentu. Fonts yang kita gunakan untuk headline dalam

brosur tentunya berbeda dengan yang kita gunakan untuk papan iklan. Papan iklan harus

menggunakan fonts yang cukup besar sehingga dapat terbaca dari jarak yang tertentu.

Setiap karya desain mempunyai suatu target jarak baca, dan huruf-huruf yang digunakan

dalam desain tipografi harus dapat terbaca dalam jarak tersebut sehingga suatu karya desain

dapat berkomunikasi dengan baik.

Prinsip pokok yang terakhir adalah clarity, yaitu kemampuan huruf-huruf yang

digunakan dalam suatu karya desain dapat dibaca dan dimengerti oleh target pengamat

yang dituju. Untuk suatu karya desain dapat berkomunikasi dengan pengamatnya, maka

informasi yang disampaikan harus dapat dimengerti oleh pengamat yang dituju. Beberapa

unsur desain yang dapat mempengaruhi clarity adalah, visual hierarchy, warna, pemilihan

type, dan lain-lain.

Keempat prinsip pokok daripada desain tipografi tersebut di atas mempunyai tujuan

utama untuk memastikan agar informasi yang ingin disampaikan oleh suatu karya desain

komunikasi visual dapat tersampaikan dengan tepat. Penyampaian informasi tidak hanya

merupakan satu-satunya peran dan digunakannya desain tipografi dalam desain komunikasi

visual. Sebagai sesuatu elemen desain, desain tipografi dapat juga membawa emosi atau

berekspressi, menunjukan pergerakan elemen dalam suatu desain, dan memperkuat arah

daripada suatu karya desain seperti juga desain-desain elemen yang lain. Maka dari itu,

banyak kita temui desain komunikasi visual yang hanya menggunakan tipografi sebagai

elemen utamanya, tanpa objek gambar.